Seorang motivator berkata, “Jika Anda ingin sukses, Anda membutuhkan
sepasang sayap, agar Anda bisa mengepakkannya dan terbang menuju langit
cita-cita Anda. Sepasang sayap itu adalah orang tua, dan pasangan Anda.
Minta maaflah kepada orang tua Anda, dan mohonlah doa dari mereka agar
Anda sukses. Berikutnya ajaklah pasangan Anda untuk tidak hanya menemani
hari-hari Anda, tapi juga membersamai Anda dalam visi dan cita-cita
yang Anda bangun bersama”
Di buku 7 keajaiban rejekinya Ippho Santosa, ada istilah sepasang
bidadari, yang juga akan berkontribusi besar terhadap kesuksesan kita.
Bidadari pertama adalah ibu, dan bidadari kedua adalah pasangan.
ya, Ibu dan pasangan. Dua orang luar biasa yang berkontribusi besar
terhadap pencapaian-pencapaian kita. Dua orang hebat yang senantiasa
penuh harap, penuh kasih, dan penuh doa. Kita sangat paham bagaimana
perjuangan hidup-mati seorang ibu untuk melahirkan, merawat dan
membesarkan anaknya. Dan kita juga yakin, bahwa di balik lelaki hebat,
selalu ada perempuan hebat, yaitu istrinya.
Lalu, jika kita merasakan manfaat dahsyat dari doa dan dukungan
mereka. Pertanyaan berikutnya adalah, apa yang sudah dan akan kita
lakukan untuk mereka?. Jika kita berkata bahwa kita mencintai mereka,
maka apa yang hendak kita berikan untuk mereka?. Bukankah cinta itu take
& give, sebuah proses timbal balik?.
Maka, cinta tidak hanya bicara tentang kekuatan apa yang kita
dapatkan ketika kita berjalan bersama ridha orang tua, dan dukungan dari
pasangan kita. Cinta juga menuntut kewajiban, tentang energi dan
perhatian yang kita berikan untuk membuat orang tua kita menjadi
bahagia, dan pasangan kita menjadi luar biasa.
Maka, yang kita perlukan untuk menuntaskan kewajiban cinta kita untuk dua orang terhebat di muka bumi adalah, narasi cinta.
Jika kita punya resolusi untuk kehidupan kita, bahkan kita buat
setiap awal tahun apa-apa yang ingin kita capai dan dapatkan di tahun
tersebut, maka begitupun dengan cinta. Ia butuh visi, impian, dan
tentunya rencana. Cinta bukan hal yang sifatnya pasif, cinta butuh
resolusi, cinta butuh narasi.
Kebahagiaan seperti apa yang akan kita berikan untuk orang tua dan
pasangan kita?, perhatian seperti apa yang ingin kita berikan setulusnya
kepada mereka?, kontribusi apa yang ingin kita berikan untuk membuat
orang tua kita semakin baik kehidupannya, dan pasangan kita semakin
berkembang secara personal maupun profesional?.
Jangan sampai, kita bingung ketika ditanya, “mau kau ‘bawa’ ke mana
pasanganmu?”. Karena jika kita bingung, artinya kita tidak punya narasi
cinta.
Narasi cinta, adalah visi, harapan, dan impian yang ingin kita
wujudkan terhadap pasangan kita. Orang yang punya narasi cinta yang
jelas, punya keyakinan yang kuat untuk menjalani hidup, dan melangkahi
setiap tantangan yang menyertainya. Orang yang punya narasi cinta, akan
melangkah dengan pasti, dan berjuang dengan penuh percaya diri.
Dan orang yang punya narasi cinta, tidak akan bingung ketika di tanya “mau kau bawa ke mana pasanganmu itu?”
Karen ia sudah punya jawaban pasti yang meyakinkan,
“aku akan mengajaknya ke syurga!”
https://irvanrachmawan.wordpress.com/2012/01/18/narasi-cinta/
0 comments:
Post a Comment