random post

Saturday, January 26, 2013

Narasi Cinta

Seorang motivator berkata, “Jika Anda ingin sukses, Anda membutuhkan sepasang sayap, agar Anda bisa mengepakkannya dan terbang menuju langit cita-cita Anda. Sepasang sayap itu adalah orang tua, dan pasangan Anda. Minta maaflah kepada orang tua Anda, dan mohonlah doa dari mereka agar Anda sukses. Berikutnya ajaklah pasangan Anda untuk tidak hanya menemani hari-hari Anda, tapi juga membersamai Anda dalam visi dan cita-cita yang Anda bangun bersama”
Di buku 7 keajaiban rejekinya Ippho Santosa, ada istilah sepasang bidadari, yang juga akan berkontribusi besar terhadap kesuksesan kita. Bidadari pertama adalah ibu, dan bidadari kedua adalah pasangan.
ya, Ibu dan pasangan. Dua orang luar biasa yang berkontribusi besar terhadap pencapaian-pencapaian kita. Dua orang hebat yang senantiasa penuh harap, penuh kasih, dan penuh doa. Kita sangat paham bagaimana perjuangan hidup-mati seorang ibu untuk melahirkan, merawat dan membesarkan anaknya. Dan kita juga yakin, bahwa di balik lelaki hebat, selalu ada perempuan hebat, yaitu istrinya.
Lalu, jika kita merasakan manfaat dahsyat dari doa dan dukungan mereka. Pertanyaan berikutnya adalah, apa yang sudah dan akan kita lakukan untuk mereka?. Jika kita berkata bahwa kita mencintai mereka, maka apa yang hendak kita berikan untuk mereka?. Bukankah cinta itu take & give, sebuah proses timbal balik?.
Maka, cinta tidak hanya bicara tentang kekuatan apa yang kita dapatkan ketika kita berjalan bersama ridha orang tua, dan dukungan dari pasangan kita. Cinta juga menuntut kewajiban, tentang energi dan perhatian yang kita berikan untuk membuat orang tua kita menjadi bahagia, dan pasangan kita menjadi luar biasa.
Maka, yang kita perlukan untuk menuntaskan kewajiban cinta kita untuk dua orang terhebat di muka bumi adalah, narasi cinta.
Jika kita punya resolusi untuk kehidupan kita, bahkan kita buat setiap awal tahun apa-apa yang ingin kita capai dan dapatkan di tahun tersebut, maka begitupun dengan cinta. Ia butuh visi, impian, dan tentunya rencana. Cinta bukan hal yang sifatnya pasif, cinta butuh resolusi, cinta butuh narasi.
Kebahagiaan seperti apa yang akan kita berikan untuk orang tua dan pasangan kita?, perhatian seperti apa yang ingin kita berikan setulusnya kepada mereka?, kontribusi apa yang ingin kita berikan untuk membuat orang tua kita semakin baik kehidupannya, dan pasangan kita semakin berkembang secara personal maupun profesional?.
Jangan sampai, kita bingung ketika ditanya, “mau kau ‘bawa’ ke mana pasanganmu?”. Karena jika kita bingung, artinya kita tidak punya narasi cinta.
Narasi cinta, adalah visi, harapan, dan impian yang ingin kita wujudkan terhadap pasangan kita. Orang yang punya narasi cinta yang jelas, punya keyakinan yang kuat untuk menjalani hidup, dan melangkahi setiap tantangan yang menyertainya. Orang yang punya narasi cinta, akan melangkah dengan pasti, dan berjuang dengan penuh percaya diri.
Dan orang yang punya narasi cinta, tidak akan bingung ketika di tanya “mau kau bawa ke mana pasanganmu itu?”
Karen ia sudah punya jawaban pasti yang meyakinkan,
“aku akan mengajaknya ke syurga!”

https://irvanrachmawan.wordpress.com/2012/01/18/narasi-cinta/

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes