random post

Saturday, January 26, 2013

Jalan Teguh Seorang Pemimpi

Alkisah, seorang ayah & anak lelakinya melakukan sebuah perjalanan yang cukup panjang melintasi padang pasir dengan membawa seekor keledai.
Karena memang keledainya hanya satu, maka dari awal pemberangkatan si anak meminta ayahnya untuk menunggani keledai tersebut. Sementara si anak bertugas untuk menuntun keledai tersebut.
Ayah dan anak inipun melewati sebuah desa. Dan di desa tersebut, ternyata mereka mendengar gunjingan dari penduduk setempat. Diantara yang mereka dengar adalah “dasar ayah yang tidak punya perasaan, masa dia membiarkan anaknya berjalan, sementara dirinya enak-enaknya naik keledai”. Mendengar gunjingan ini, ayahnyapun kemudian meminta si anak untuk naik keledainya, sementara ayahnya turun. Si ayah berharap, tidak ada lagi pergunjingan atau kata-kata miring dari penduduk desa yang dilewatinya.
Dugaan si ayah meleset. Di desa berikutnya, mereka masih mendengar gunjingan dari penduduk desa setempat. Kali ini kalimatnya lain, “wah, dasar anak durhaka….tega-teganya dia memperlakukan ayahnya seperti itu. Ayahnya disuruh berjalan, sementara dia enak-enaknya naik keledai. Dimana penghormatan anak itu?”. Mendengar gunjingan ini, ayah dan anak itupun akhirnya sepakat untuk sama-sama tidak menaiki keledai tersebut. Si anak turun, dan berjalan di samping keledai bersama ayahnya.
Ternyata pergunjingan tidak berhenti. Di desa berikutnya, mereka berdua malah disebut sebagai orang bodoh oleh penduduk desa yang mereka lewati. Penduduk desa mengkritik mereka karena mereka membawa keledai, tapi mereka hanya menuntunnya, tidak menaikinya. Bukankah fungsi keledai adalah alat untuk transportasi?, pikir orang desa.
Ayah dan anak yang semakin bingung inipun akhirnya bermusyawarah, dan sepakat untuk sama-sama menaiki keledai tersebut. Akhirnya si ayah dan si anak secara bersamaan menunggangi keledai tersebut.
Dan luar biasanya, di desa berikutnya ternyata pergunjingan tidak berakhir. Penduduk desa yang dilewati berkata “Sungguh, tega nian ayah dan anak ini, demikian kejamkah mereka memperlakukan keledai itu, hingga mereka mengungganginya di atas batas kesanggupan keledai itu?..masya Allah”
Begitulah, ternyata apapun yang kita lakukan akan ada saja orang yang tidak sepakat, tidak suka, atau bahkan sinis dengan apa yang kita lakukan tersebut. Dan jika kita mengikuti semuanya, maka kita sendirilah yang akan dibuat bingung pada akhirnya. Kadang tidak mudah untuk berbuat sesuatu yang menurut kita benar. Omongan-omongan pesimistis dari orang lain, menyebabkan keberanian kita menciut, dan kita memilih untuk mempertimbangkan apa yang mereka katakan. Jika kita tidak tegas, kita akan dibuat bingung, dan bahkan menjadi pribadi yang plin-plan karena berharap untuk menyenangkan semua orang.
Maka, untuk menjadi pribadi yang teguh dan memiliki pencapaian yang hebat, kita harus punya keyakinan mendalam terhadap apa yang kita lakukan. Yakini & pastikan itu benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan & nilai-nilai yang kita anut. Pastikan pula, yang kita lakukan mengandung manfaat besar, baik untuk diri kita pribadi maupun orang lain.
Setelah itu, tugas kita hanyalah berusaha dan bekerja sekeras mungkin untuk mewujudkannya. Jangan terlalu memusingkan apa yang dikatakan orang lain, cukup bekerja dan buktikan. Para pemimpi besar di dunia ini, mereka juga dulunya adalah orang-orang yang diragukan dan dicibir banyak pihak. Tapi mereka mampu membuktikan sesuatu, yang pada akhirnya membuat mereka dikagumi.
Selamat berkarya!!
Jika Ada orang yang berkata “anda tidak bisa….anda tidak mampu!!”
cukup diam…
lalu buktikan mereka salah!!

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes